Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Cara Mencegah terjadinya kerusakan pada Elektro motor

Bagaimana Cara untuk Mencegah terjadinya kerusakan Elektro motor?, kenapa Elektro motor sering mengalami kerusakan?, Apa saja yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada Elektromotor?

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai "Apa saja yang menyebabkan Motor listrik rusak atau Terbakar". Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai Apa saya Tips atau Panduan untuk mencegah terjadinya Kerusakan Elektro motor.

Elektromotor merupakan mesin atau Alat yang bekerja menggunakan energi Listrik dan mengubahnya menjadi tenaga Gerak.

Seiring dengan pemakaiannya, motor listrik sering mengalami kendala atau berbagai jenis kerusakan yang dapat mengakibatkan motor listrik tersebut tidak dapat dioperasikan bahkan gulungannya sampai rusak atau terbakar.

Untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya berbagai jenis kerusakan pada motor listrik tersebut, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan dan perawatan agar motor listrik lebih awet dan tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Mencegah terjadinya kerusakan pada elektro motor

cara mencegah kerusakan pada elektro motor
Kerusakan pada elektro motor, dan cara mencegahnya
Tindakan perbaikan dan pencegahan kerusakan Elektromotor
  1. Kegagalan Proteksi (Overload Protection)
  2. Kegagalan IP (Ingress Protection)
  3. Kegagalan Preventive (Perawatan)
  4. Panas berlebih (Over Heating)
  5. Kegagalan Phase (Phase Failure)

1. Kegagalan proteksi (overload protection)

A. Proteksi overload (thermal)
Proteksi yang banyak digunakan saat ini adalah tipe thermal overload relay, yang membutuhkan waktu untuk trip (tripping times) cukup lama, menunggu bahan bimetal yang ada di dalam thermal overload relay panas dan memuai lalu memutuskan aliran ke kontrol panel, di masa tunggu ini, ampere yang ditanggung sebuah elektromotor sebenarnya sudah over, sehingga suhu motor juga akan meningkat, ditambah lagi jika trip berulang-ulang.


B. Tripping class thermal overload
  • Class 10 (4 – 10 detik)
  • Class 20 (6 – 20 detik)
  • Class 30 (9 – 30 detik)
Sebagian besar thermal overload yang digunakan saat ini adalah: Thermal overload class 20 


C. Proteksi overload digital (eletronik)
Untuk proteksi overload yang lebih baik tingkat akurasi, respon dan sensitivity, maka sebaiknya menggunakan jenis overload yang bukan thermal, dapat menggunakan:
  • Ampere meter sensor digital
  • Current transducer (analog 4 – 20ma)
  • Electronic overload relay

Beberapa Jenis Overload Protection

a. Thermal overload relay
Prinsip kerja thermal” pemuaian bimetal”. saat terjadi arus lebih maka bimetal akan panas dan bengkok, yang kemudian akan memutus listrik ke Panel control.

b. Digital panel meter
Pengukuran ampere sistem digital, memiliki berbagai fungsi selain untuk kontrol ampere (dapat mengukur tegangan, temperatur, dan lainnya). Fitur pengaturan yang lebih lengkap (jumlah desimal, lo/hi set, time delay, dan sebagainya). kelemahannya pengukuran 1 perangkat hanya untuk 1 phase.

c. Current transducer
Mengubah arus dari ct 0 – 5 A, menjadi sinyal analog output 4 – 20ma, untuk kemudian dihubungkan ke perangkat plc atau Controller sebagai control. Dengan menggunakan current transducer selain untuk proteksi “over load”, juga bisa di-catat aktivitas pengoperasian motor (grafik, logger, dan integrasi lainnya), kelemahannya pengukuran 1 perangkat hanya untuk 1 phase

d. Electronic overload
Sebagai proteksi saat terjadi “overload” berdasarkan sistem elektronik, sehingga saat nilai set ampere tercapai, bisa disesuaikan delay time dan tripping time, agar proteksi dapat bekerja saat set ampere tercapai dan menjaga agar motor tidak mengalami over-heat. kekurangannya tidak bisa di – integrasikan ke perangkat instrument.


2. Kegagalan ingress protection (IP)
Standar elektromotor minimal memiliki IP-54
  • Terlindung dari kemungkinan masuknya debu
  • Terlindung dari semprotan air dari segala arah

Tindakan perbaikan:
setiap part yang berhubungan dengan tingkat perlindungan motor dari masuknya air atau benda lain, dipastikan terpasang dengan baik. (cover, gasket, seal, dll)


3. Kegagalan Preventive
Kegagalan preventive atau jadwal perawatan tidak terlaksana dengan baik, dapat disebabkan oleh:
  • Kompetensi personil elektrikal.
  • Tidak adanya Jadwal perawatan yang baik
  • Kekurangann personil


4. Over-heating
Kerusakan elektro-motor dapat disebabkan oleh panas yang berlebihan (over-heating) pada gulungan, dan disebabkan beberapa faktor penyebabnya antara lain:
  • Bearing macet/rusak.
  • Shaft atau housing bearing aus
  • Start-stop saat beban sangkut / ampere tinggi
  • Kualitas isolasi kawat gulungan tidak sesuai
  • Pemasangan daya motor terlalu kecil dibanding dengan bebannya
  • Elektromotor mengalami over-heat yang berasal dari lokasi yang panas atau rambatan panas dari mesin melalui shaft motor.
Insulation class
  • A (maksimum suhu 105°c)
  • B (maksimum suhu 130°c)
  • F (maksimum suhu 155°c)
  • H (maksimum suhu 180°c)

Tindakan perbaikan:
kondisi bearing macet, shaft aus, sebagian besar bukanlah penyebab awal kerusakan motor, melainkan dampak dari ampere tinggi, beban sangkut, macet, start-stop berkali-kali, overload di-reset berulang-ulang, sehingga suhu panas dan bearing menjadi kering, shaft aus, macet dan dampak lainnya, sehingga yang paling penting adalah bagaimana memastikan proteksi overload bekerja dengan optimal.
  • Menggunakan overload digital khusus untuk motor yang sering mengalami kerusakan khusus untuk motor dengan daya > 30kw.
  • Saat re-winding, sebaiknya mengunakan, insulating varnish hi-temp dan kawat gulungan class-H.
  • Ampere operasi motor maksimum 80% x in (arus nominal motor), jika terdapat motor yang diberi beban berat dan amperenya diatas 80% x in, maka perlu dilakukan penggantian motor dengan daya yang lebih besar.
  • Memastikan kondisi sistem pendingin yang ada pada setiap elektromotor selalu dalam kondisi baik (cover, fan, ventilasi udara, kisi-kisi bodi motor, dan sebagainya).

5. Phase failure
Phase failure (kegagalan phase), kondisi dimana salah satu phase (terputus) atau tidak terhubung dengan baik.

Posisi terjadinya kegagalan phase, antara lain:
  • Kabel power yang masuk mccb panel motor
  • Terminal kabel pada mccb
  • Contact point di dalam mccb
  • Terminal magnetic contactor
  • Contact point di dalam magnetic contactor
  • Terminal thermal overload relay
  • Bimetal di dalam thermal overload relay
  • Kabel dari panel ke motoran
  • Terminal kabel motor
Tindakan perbaikan:
  • Untuk kegagalan phase pada kabel dari panel ke motor, dan internal motor maka harus dilakukan pemeriksaan rutin pada kabel dan terminal motor (secara visual, temp-gun atau ir-camera), bisa dilakukan 1 x seminggu khusus untuk motor >30kw, sedangkan untuk motor 5,5kw - 30kw, dapat dilakukan periodik 1 bulan sekali.
  • Untuk kegagalan phase yang posisinya dari kabel sumber sampai terminal overload, dapat dijadwalkan pemeriksaan panel 1 bulan sekali (maksimal suhu komponen panel 65°c), jika terdapat suhu yang melebihi, maka segera dilakukan perbaikan.
  • Membuat sistem proteksi menggunakan rangkaian sederhana “phase failure relay protection”
Untuk antisipasi hal ini terjadi, dapat diatasi dengan memasang Proteksi tambahan Phase Failure Protection.

PHASE FAILURE PROTECTION DIAGRAM
cara mencegah terjadinya kerusakan pada motor listrik
Material yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian proteksi “phase failure”
  • RELAY 220V sebanyak 3 Pcs
  • Pilot Lamp sebanyak 3 Pcs
  • MCB 2 A sebanyak 3 Pcs
  • Kabel Nyaf 1mm (Sesuai kebutuhan)

Prinsip Kerja:
  • Output 3 Phase dari Terminal Overload dihubungkan sebagai Power input untuk 3 pcs Relay.
  • Kabel Power Pengunci Magnetic contactor dipasang seri pada Terminal NO tiap-tiap Relay.
  • Jika Salah satu Phase tidak terhubung/Putus, maka salah satu relay juga tidak akan terhubung.
  • Sehingga tidak ada Power untuk Pengunci Rangkaian.
  • Dan dilengkapi Lampu sebagai Indicator kondisi Phase Output
  • Rangkaian ini dapat mem-proteksi jika terjadi kehilangan phase dari mulai power utama hingga ke terminal output overload relay.

Posting Komentar untuk "5 Cara Mencegah terjadinya kerusakan pada Elektro motor"